copas
WA grup, Sumarsisto
WA grup, Sumarsisto
"SEJATINÉ SEPUH"
Menjadi tua merupakan hal yang kadang tidak mudah.
"Tuwa" berarti "ngenteni metune nyawa" (menunggu perginya nyawa), bahkan ada yg yang sudah pikun dan dan sering lupa.
Oleh sebab itu, walaupun sudah tua/usia emas, harus tetap belajar agar tidak kekurangan wawasan.
"Tuwa" berarti "ngenteni metune nyawa" (menunggu perginya nyawa), bahkan ada yg yang sudah pikun dan dan sering lupa.
Oleh sebab itu, walaupun sudah tua/usia emas, harus tetap belajar agar tidak kekurangan wawasan.
Orang tua yang kurang wawasan bisa jadi akan mengalami dua keadaan ekstrem, yaitu:
Yang pertama;
Merasa sudah "gerang" (segere arang2/ jarang merasa bugar), sudah loyo, penyakitan, tidak mampu melakukan apa2, sudah tidak memiliki apa2 dan sudah bukan apa2 lagi.
Merasa sudah "gerang" (segere arang2/ jarang merasa bugar), sudah loyo, penyakitan, tidak mampu melakukan apa2, sudah tidak memiliki apa2 dan sudah bukan apa2 lagi.
Orang tua seperti itu merasa sepi, "sepa" (hambar), seperti "sepah samun" (ampas terbuang).
Sepi artinya merasa tidak punya teman seiring, seolah hidup sebatang kara.
"Sepa" artinya hidupnya tidak menyenangkan, makan-minum tidak enak, duduk, berjalan, tidur pun tidak nyaman.
"Sepah", merasa seperti sampah tak berguna bagi keluarga.
"Samun", merasa tak berharga, terbuang dari keluarga.
Keadaan seperti itu akan menimbulkan perasaan putus asa. Selanjutnya frustrasi dan akhirnya depresi.
Orang yg mengalami hal semacam itu bisanya hanya mengeluh, tidak mampu mensyukuri nikmat Allah.
Yg kedua,
Orang tua yg dalam pergaulan berperi laku "gonyak-ganyuk" memalukan.
"Gonyak ganyuk" artinya ucapan dan tindak-tanduk-nya tidak sesuai dengan usianya.
Karena merasa "bisa" lalu terlalu banyak bicara, bersikukuh pada pendapat-nya sendiri.
Tidak mau dianggap salah karena mengejar pujian.
Orang tua semacam ini disebut menderita "post power syndrome", karena kehilangan kekuasaan.
Yg kedua,
Orang tua yg dalam pergaulan berperi laku "gonyak-ganyuk" memalukan.
"Gonyak ganyuk" artinya ucapan dan tindak-tanduk-nya tidak sesuai dengan usianya.
Karena merasa "bisa" lalu terlalu banyak bicara, bersikukuh pada pendapat-nya sendiri.
Tidak mau dianggap salah karena mengejar pujian.
Orang tua semacam ini disebut menderita "post power syndrome", karena kehilangan kekuasaan.
BAGAIMANA MENJADI ORANG TUA YG BENAR?
Gambaran sejatinya "sepuh" yaitu:
Memahami gelagat, artinya memahami keinginan orang lain, walaupun (keinginan itu) tidak diungkapkan.
Sinamun sinamudana (tersimpan tersamarkan), artinya walaupun pandai tetapi (kepandaiannya) tersimpan dalam hati. Kepandaian dan ketrampilannya tidak dipamerkan.
Kalau dimintai wawasan, menjelaskannya dengan cara yg menyenangkan, tidak meremehkan.
Sinamun sinamudana (tersimpan tersamarkan), artinya walaupun pandai tetapi (kepandaiannya) tersimpan dalam hati. Kepandaian dan ketrampilannya tidak dipamerkan.
Kalau dimintai wawasan, menjelaskannya dengan cara yg menyenangkan, tidak meremehkan.
BAGAIMANA CARANYA MENJADI ORANGTUA SEJATI?
- 1. Harus dimulai dari "mulat sarira" (mawas diri), memahami kekurangan dirinya.
- 2. Karena masih dianugerahi hidup oleh Allah SWT, berarti masih harus terus berkarya.
Wujud karyanya dapat berupa apa saja, seyogyanya menjalani hobi yg baik
Misalnya: bercocok tanam, mencipta-kan lagu, (menulis) puisi, mengajar, (mengikuti) perkumpulan karawitan, memasak, dsb.
Wujud karyanya dapat berupa apa saja, seyogyanya menjalani hobi yg baik
Misalnya: bercocok tanam, mencipta-kan lagu, (menulis) puisi, mengajar, (mengikuti) perkumpulan karawitan, memasak, dsb.
- 3. Untuk mendukung peningkatan wawasan, alangkah baiknya bila selalu belajar.
Yg dimaksud belajar bisa dengan cara membaca berbagai buku, juga bergaul dengan teman.
Belajar sangat berfaedah untuk mencegah menjadi pikun, karena otak terus diasah.
Yg dimaksud belajar bisa dengan cara membaca berbagai buku, juga bergaul dengan teman.
Belajar sangat berfaedah untuk mencegah menjadi pikun, karena otak terus diasah.
Semangat belajar juga menjadi contoh bagi anak cucu. -- yg tua saja tidak berhenti belajar, yg muda seharusnya lebih rajin belajar...
Akhirnya "Lepet kupat opore santen -- menawi lepat nyuwun gunging pangapunten" ...
(Kita belum tua2 amat kan...?
)
(Kita belum tua2 amat kan...?
*Rujukan: SERAT WEDHA-TAMA karangan KGPAA Mangkunegara IV